video turoterial radiologi interverensi
Brakhiterapi
Brakhiterapi adalah penggunaan dari isotop radioaktif tertutup untuk pengobatan, dengan menempatkan bahan radioaktif ke dalam atau berdekatan dengan sasaran... (read more)
MRA
MRA adalah visualisasi karakteristik pembuluh darah serta aliran darah dengan menggunakan pesawat MRI. Prosedur MRI dan MRA merupakan pemeriksaan .... ( read more)
CT Scan
CT Scan (Computed Tomography Scanner) merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh, ...(read more)
USG
USG adalah singkatan dari ultrasonografi. Yaitu suatu alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang dipancarkan oleh suatu penjejak (yang disebut transduser)(read more)
Total Body Irradiation (TBI)
Total Body Irradiation adalah bentuk radioterapi yang digunakan sebagai bagian dari regimen preparative untuk sel induk haematopoietic (sum-sum tulang) transplantasi.(read more)
Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT)
Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) adalah bentuk khusus dari 3D-CRT, radioterapi 3 dimensi yang pengoperasiannya menggunakan komputer canggih.(read more)
MAGNETIC RESONANSI CHOLANGIOPANCREATOGRAFI (MRCP)
Magnetic Resonansi Cholangiopancreatografi ( MRCP ) merupakan pemeriksaan untuk memperlihatkan sistem billiaris dan pankreas (read more)
TEKNIK RADIOGRAFI DASAR
Teknik radiografi dasar atau biasa di singkat tekrad adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemotretan dengan menggunakan sinar - x ( sinar Roentgen )(read more)
HIGH KV TEHNIK
Variasi kv pada teknik permeriksaan adalah salah satu yang biasa digunakan untuk proyeksi tertentu tergantung pada ukuran ketebalan badan (read more)
MRI
Pencitraan resonansi magnetik (bahasa Inggris: Magnetic Resonance Imaging, MRI) ialah gambaran potongan cara singkat badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut (read more)
Selasa, 21 Mei 2013
Brakhiterapi
Cara–cara penempatan sumber radiasi dalam brakhiterapi meliputi :
1. Implantasi interstitial
* Lama waktu tertentu (temporary)
* Menetap (permanent)
Diberikan secara temporer dengan menanamkan sumber radiasi baik secara langsung mis. Implantasi jarum radium/cesium pada tumor lidah, atau secara interstitial dengan menanamkan aplikator terlebih dahulu, baru kemudian dimasukkan sumber radiasinya mis. Radiasi interstitial pada tumor lidah/dasar mulut.
2. Intrakaviter
Sumber radiasi dimasukkan kedalam kavitas–kavitas yang ada di tubuh manusia, mis. Pada kasus Ca. cerviks uteri.
3. Intralumenal
Brakhiterapi ditujukan untuk tumor–tumor yang ada dalam tubuh manusia, mis. untuk carsinoma bronchus dan oesofagus.
4. Superfisial (dengan mould)
Adalah bentuk brakhiterapi dengan menempatkan sumber radiasi pada mould (biasanya dibuat dari lilin), kemudian mould yang telah ada sumber radiasinya tersebut diletakkan pada tumor dipermukaan tubuh manusia (diatas kulit).
5, Intravaskular
Adalah bentuk radiasi mutakhir dengan memasukkan sumber radiasi kedalam pembuluh darah, banyak digunakan untuk mencegah terjadinya restenosis setelah bedah angioplastik.
Jenis Brakhiterapi berdasarkan laju dosis radiasi (dose rate) yaitu :
1. Low Dose Rate ( LDR ) : 0.4 – 2 Gy / jam
Radioaktif temporary yang digunakan : Radium, Cesium, Iridium
Radioaktif permanent yang digunakan : Radon, Iodium 125
Contoh : radiasi jarum radium pada pengobatan Ca. cerviks
2. Medium Dose Rate (MDR) : 2–12 Gy/jam
Radioaktif yang digunakan : Cesium, Cobalt, Iridium.
3. High Dose Rate (HDR) : >12 Gy/jam
Saat ini HDR paling banyak digunakan. Dan Radioaktif yang digunakan : Cobalt dan Iridium.
Ditinjau dari segi proteksi radiasi, penggunaan Radium 226 tidak lagi direkomendasikan untuk pemakaian dalam radioterapi.
Adapun teknik aplikasi yang digunakan dalam brakhiterapi yaitu :
1. Teknik Manual, hanya untuk LDR.
2. Teknik “Afterloading“:
Terlebih dahulu dipasang aplikator kosong ke daerah sasaran radiasi, bahan radioaktif dimasukkan kedalam aplikator dengan sistem penggerak yang diatur oleh panel kontrol diluar ruang radiasi. Digunakan untuk LDR, MDR, HDR.
Kelebihan teknik afterloading :
1. Aman untuk petugas
2. Lebih akurat pemasangan aplikator kosong
3. Dapat untuk HDR, waktu penyinaran pendek, dan tidak memerlukan perawatan yang lama.
Aplikasi Klinis dari Brakhiterapi :
1. Brakhiterapi definitif :
Dosis radiasi penuh, Ca. lidah, dasar mulut, kulit, prostat.
2. Brakhiterapi kombinasi dengan radiasi eksternal, sebagai radiasi booster.
Untuk Ca. cerviks, nasofaring, bronchus, esofagus.
3. Brakhiterapi pasca bedah
Pada sarkoma jaringan lunak, payudara (setelah radiasi eksterna).
Indikasi dari Brakhiterapi :
. Tumor–tumor dengan ukuran kecil
Contoh : Ca. prostat, Ca cerviks dan nasofaring pada stadium IA
. Tumor–tumor besar, diberikan sebagai booster
Contoh : Ca cerviks pada stadium IB – IIIB, KNF, Ca. mammae
. Sebagai terapi paliatif dikombinasikan dengan radiasi eksterna dengan tujuan untuk mengurangi waktu pengobatan.
Keuntungan Brakhiterapi dibandingkan radiasi eksterna :
1. Dosis yang diberikan pada brakhiterapi lebih tertuju pada tumor/target saja,
sehingga akan memberikan lokal kontrol yang baik.
2. Akan terjadi penurunan dosis pada jaringan sehat dengan menggunakan brakhiterapi
sehingga efek samping akan berkurang.
Proteksi Radiasi dalam Brakhiterapi meliputi :
1. Proteksi Pasien :
* Program monitoring paparan radiasi
* Emergency procedure
* Data lengkap dari parameter radiasi
* Sistem check parameter radiasi oleh dokter/ahli fisika
2. Proteksi Petugas :
* Program monitoring paparan radiasi
* Test kebocoran sumber tertutup.
Tujuan Utama treatment planning dalam brakhiterapi adalah :
* Untuk memperoleh distribusi dosis yang akan digunakan untuk menentukan dosis perskripsi, dengan cara memberikan dosis yang tinggi pada target volume namun pada jaringan normal akan mendapatkan dosis seminimal mungkin (dosis toleransi).
* Karena dalam brakhiterapi, distribusi dosis dalam target volume sangat tidak homogen. Daerah dekat sumber akan menerima dosis yang sangat tinggi. Selain itu, planning dipersulit oleh kenyataan bahwa geometri sumber tidak selalu dapat persis seperti yang direncanakan karena kesulitan penempatan sumber dalam jaringan. Oleh karenanya, ketidaktelitian planning dalam brakhiterapi relatif lebih longgar yaitu : ±15 %.
Adapun peran fisikawan medik dalam planning brakhiterapi adalah :
1. Untuk melakukan verifikasi sumber.
Dapat dilakukan pada saat pertama kali sumber terpasang, verifikasi dilakukan dengan menggunakan bilik ionisasi sumur (well-ionisation chamber) ataupun dengan menggunakan bilik ionisasi farmer.
2. Untuk menentukan lokalisasi sumber
Melalui teknik pembuatan radiografi orthogonal (AP–Lateral) dengan teknik isocenter. Dilakukan dibagian simulator, dengan mengatur pergerakan dari gantry dan meja juga perhitungan faktor magnifikasi yang digunakan.
3. Kalkulasi dosis
Dengan menggunakan TPS (Treatment Planning System)
Sumber:
http://radiografer.wordpress.com/brakhiterapi/
Total Body Irradiation (TBI)
Total Body Irradiation adalah bentuk radioterapi yang digunakan sebagai bagian dari regimen preparative untuk sel induk haematopoietic (sum-sum tulang) transplantasi. Sesuai namanya TBI melibatkan iradiasi seluruh tubuh. TBI dalam pengaturan transplantasi sumsum tulang berfungsi untuk menghancurkan atau menekan sistem kekebalan penerima, mencegah immunologic rejection dari donor transplantasi sum-sum tulang atau sel-sel induk darah. Selain itu, dosis tinggi TBI dapat membasmi sisa sel kanker dalam penerima transplantasi, memungkinkan tranplantasi ini akan berhasil karena TBI menembus saraf pusat system secara bersamaan dengan bagian yang lainnya.
Dosis iradiasi total tubuh yang digunakan dalam transplantasi sumsum tulang biasanya berkisar dari 10 sampai >12 Gy, radiasi yang diberikan dalam variasi dosis dari linear acceleration. Untuk referensi, dengan dosis 4,5 Gy merupakan hal yang fatal bila orang dipapar tanpa perawatan medis agresif. Pada dosis tersebut, TBI merusak sumsum tulang pasien (memungkinkan sumsum donor untuk ditanamkam) dan membunuh sisa sel-sel kanker. Non-myeloablative transplantasi sum-sum tulang menggunakan dosis yang lebih rendah dari TBI, biasanya sekitar 2 Gy yang tidak merusak sumsum tulang tetapi menekan kekebalan sistem cukup untuk mempromosikan engraftment donor.
TBI dapat diberikan 2-3 kali setiap hari dan 3-4 hari berturut-turut. Pusat pengobatan VA biasanya terletak di belakang rumah sakit utama di bangunan terpisah di seberang House Fisher. Disana pasien akan dibawa ke sebuah ruangan yang dilengkapi peralatan radiasi. Ada interkom dan sistem video di dalam ruangan yang memungkinkan pasien untuk dipantau dan dikomunikasikan dengan teknisi dan perawat. Pasien akan dimonitori selama prosedur tindakan dilakukan. Selama prosedur, pasien akan diminta untuk berada dalam posisi setengah duduk, beristirahat di kursi mirip dengan kursi sepeda. Jika pasien tidak dapat berdiri untuk seluruh prosedur sampai selesai, prosedur dapat dihentikan sementara dan dimulai lagi ketika pasien setelah beristirahat sejenak. Pasien akan menerima radiasi baik dari depan maupun dari belakang dalam tindakan/ sesi yang terpisah. Akan ada jeda antara tiap tindakan/ sesi. Sebuah shielding/ perisai akrilik akan ditempatkan antara pasien dan mesin yang memberikan radiasi untuk melindungi paru-paru dan kelenjar tiroid dari radiasi. Prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit seperti halnya operasi. Namun, ada sisi lain efek TBI. Ini akan diawasi secara ketat, dan pasien akan diberikan pengobatan untuk meminimalkan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan efek TBI.
Efek samping
Beberapa efek samping yang lebih mungkin terjadi sebagai akibat dari TBI antara lain: mual, kelelahan, pembengkakan kelenjar di daerah tenggorokan dan perubahan kulit.
• Kulit
Kulit mengalami perubahan yang spesifik pada TBI, pada umumnya kulit menjadi kemerahan. Hal ini biasanya terjadi setelah beberapa perawatan radiasi dan menurun segera setelah pengobatan selesai. Sekitar 2-3 minggu setelah menerima radiasi TBI, kulit menjadi merah tua dan mngembang dapat berlangsung selama beberapa bulan. Pasien yang menerima radiasi total tubuh harus mandi dengan air hangat saja dan menghindari penggunaan sabun, pelembab, dan peralatan mandi lain selama pengobatan dan selama beberapa hari setelah menerima radiasi.
• Mual/ Muntah/ Diare :
Mual, muntah dan diare adalah efek samping umum yang disebabkan oleh keruskan dan sensitivitas yang meningkat dari sel-sel yang melapisi kerongkongan, lambung dan saluran usus. Efek samping ini biasanya akan kembali sembuh dengan sendiri setelah pasien mendapatkan tindakan 3-4 kali. Pasien akan diberi obat-obatan sebelum setiap dijadwalkan tindakan/pengobatan dan diperlukan pada saat pengobatan/tindakan. Jika pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya, pasien akan menerimanya melalui IV.
• Alopecia (kehilangan rambut)
TBI mengakibatkan hilangnya banyak rambut tubuh dalam jangka waktu 1-2 minggu pengobatan. Ini terjadi karena lapisan epidemis kulit, tempat tumbuhnya kan rambut, hancur dan folikel rambut mati. Rambut pasien akan kembali tumbuh lagi dalam waktu 2-3 bulan setelah pengobatan. Seberapa banyak rambut akan tumbuh kembali tergantung pada seberapa dan jenis radiasi dan jumlah kemoterapi yang didapatkan pasien. Kulit kepala pasien mungkin lunak/sakit dan pasien harus melindunginya dari sinar matahari.
• Kelelahan
Kelelahan merupakan efek yang sangat umum dari TBI dan disebabkan oleh menigkatnya energi yang diperlukan untuk memperbaiki sel yang mengalami kerusakan. Selain itu, pasien tidak mendapatkan kebutuhan gizi yang optimal, dan beberapa obat yang pasien minum untuk efek samping yang lain dapat menurun tingkat energi pasien.
• Masalah Kulit
Pasien mungkin akan mengalami iritasi kulit. Kulit bisa memerah, kering, gatal atau kecokelatan. Pasien dapat mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai “moist reaction” di area yang terdapat lipatan kulit (ketiak,pangkal paha dan payu dara). Daerah ini menjadi sangat sakit dan harus brada dalam perhatian staf medis. Obat lotion, bubuk dan langka-langkah lainnya digunakan untuk mengobati iritasi pasien. Kondisi kulit akan kebali sembuh 1-3 minggu setelah tindakan TBI. Beberapa petunjuk pambantu : memakai pakaian longgar, jangan menggosok/menggaruk kulit mengalami iritasi, hindari meletakkan sesuatu yan panas atau dingin pada kulit, jangan menggunakan lotion, bedak, krim atau minyak tubuh kecuali diresepkan oleh dokter dan hindari kontak langsung dengan sinar matahari.
• Muscositis
Muscositis adalah peradangan pada saluran cerna (termasuk, muluat, tenggorokan, lambung, usus halus dan isi perut). Air ludah pasien mungkin menjadi tebal, kental dan lengket. Pasien dapat mengalami luka di mulut pasien disebut borok; sering terbuka dan berdarah. Pasien akan dinstruksi penuh oleh staf MTU tentang cara merawat mulut dan cara untuk meminimalkan rasa tidak nyaman. Obat nyeri akan diberika,sesuai kebutuhan,untuk mencegah rasa sakit. Beberapa derajat muscositis berlanjut sampai satu bulan setelah transplanstasi.
• Penurunan jumlah darah
Sel darah putih sangat sensitif terhadapa radiasi. Sel darah putih akan berkurang secara cepat dari tingkat normal ke tingkat sangat rendah ketika diradiasi. Trombosit pasien dan hematokrit akan berkurang lebih lambat, selama 10-14 hari setelah TBI. Rendahnya tingkat sel darah putih tubuh menjadi lebih mudah mengalami infeksi. Rendahnya tingkat trombosit meningkatkan resiko pendarahan. Selama tindakan TBI, pasien akan dijaga tetap berada di unit MTU, dimana ruangan pasien secara khusus dirancang untuk meminimalakn resiko pasien dari infeksi. Pasien akan menerima trombosit dan sel darah merah yang dikemas untuk mempertahankan tingkat sel yang dapat diterima/tetap normal.
• Emosional
Hampir semua pasien yang mendapatkan tindakan/pengobatan kanker merasa tingkat emosinya/marah menjadi sedikit relatif lebih tinggi. hal ini tidak biasa merasak baik tertekan, takut, marah, frustasi, sendirian dan/atau tak berdaya pada saat itu. Radiasi dapat mempengaruhi keadaan emosi pasien secara tidak langsung melalui kelelahan, ketidakseimbangan hormon, dan efek samping lainnya. Namun, pengobatan itu sendiri tidak secara langsung menyebabkan tekanan mental. Seorang psikolog akan tersedia untuk pasien dan keluarga pasien untuk mengatasi hal tersebut agara emosi menjadi lebih tenang.
Efek jangka panjang
• Katarak
Lensa mata sangat sensitif terhadap radiasi. Katarak bisa terbentuk dalam waktu 1-3 tahun setelah tindakan/Pengobatan TBI dilakukan, karena kerusakan pada lensa mata. Hal ini dapat disembuhkan melalui operasi katarak, jika diperlukan.
• Fertilitas/ kesuburan
Radiasi menurunkan fungsi ovarium pada wanita dan kemungkinan mereka mengalami pemeberhentian menstruasi. Mereka mungkin juga mengalami pengalaman lain sperti gejala menopause, termasuk kegatalan pada alat kelamin, terbakar dan kering. Pada pria, radiasi mengurangi jumlah sperma dan efektivitas. Radiasi dapat menyebabkan mutasi genetik baik dalam sperma maupun ovum. Ini tidak berarti bahwa pasien wanita untuk tidak bisa hamil. Sedangkan untuk pasien pria dianjurkan terlebih dahulu untuk ke bank sperma sebelum prose pengobatan dilakukan, karena radiasi meningkatkan resiko kemandulan. Namun secara keseluruhan sbelum pasien mendapatkan tindakan dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter pribadinya yang lebih ahli dalam permasalahan ini.
Sumber:
http://www.babehedi.com/search/label/RADIOTERAPIhttp://www.babehedi.com/search/label/RADIOTERAPI
Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT)
Sebagai contoh pengobatan menggunakan IMRT, penelitian ini menggunakan Surveillance Epidemiologi dan Hasil Akhir (SIER)-Medicare database untuk membandingkan komplikasi gastrointestinal dan urin laki-laki 65 tahun atau lebih tua dengan kanker prostat dalam waktu dua tahun pengobatan dengan IMRT atau 3D-CRT. Para peneliti secara khusus meneliti efek samping gastrointestinal umum seperti peradangan pada lapisan rektum (proctitis) dan perdarahan rektum, bersama dengan efek samping kemih seperti peradangan jaringan kandung kemih (sistitis) dan darah dalam urin (hematuria). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan IMRT dapat mengurangi komplikasi gastrointestinal yang terkait dengan radiasi, termasuk proctitis dan perdarahan dubur, komplikasi kencing seperti sistitis dan hematuria.
Peranan Fisika Medis mengembangkan radioterapi :
IMRT adalah membuat sebuah konsep yang tadinya kita membuat perencanaan berkas radiasi dari beberapa lapangan dan dapat dihitung distribusi dosisnya dibalik menjadi kita menentukan telebih dahulu dosis target dan organ at risk (OAR)-nya kemudian dihitung balik berapakah intensitas radiasi yang harus diberikan pada masing-masing segmen target radiasi yang dikenal dengan invers planning.
Akuratkah perhitungan yang dilakukan dengan komputer? Kita mempercayai bahwa komputer dengan algoritmanya mengeksekusi perintah yang diberikan adalah benar. Namun seperti halnya dalam sebuah pengadilan, vonis benar atau salah haruslah adalah sebuah saksi atau bukti. Oleh karena itu, bergunalah para fisikawan dan ilmuwan mendesain ionization chamber yang dapat menunjukkan berapakah dosis radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Hasil pengukuran dengan instrumen IC dan alat pencacahnya menjadi sebuah saksi dan bukti kebenaran sebuah ekseskusi program komputer.
Dilihat dari semua di atas, peranan para fisikawan dan ilmuwan lain yang mendedikasikan dirinya untuk membangun radioterapi yang aman sangat besar. Aman dalam artian adalah membuat sebuah tatalaksana terapi dengan radiasi dengan tingkat akurasi yang tinggi dan sebisa mungkin menghidari dosis berlebih di jaringan normal dan jaringan/organ beresiko. Para ilmuwan telah berusaha membuat sebuah perangkat, teknik, dan perhitungan dosis yang akurat untuk mencapai tujuan aman.
Sumber:
http://www.babehedi.com/search/label/RADIOTERAPIhttp://www.babehedi.com/search/label/RADIOTERAPI
MAGNETIC RESONANSI CHOLANGIOPANCREATOGRAFI (MRCP).
- Tidak ada radiasi ion
MRA
MRA bukanlah prosedur yang dapat berdiri sendiri dan perannya tidak dapat dipisahkan dari pemeriksaan imejing lain seperti ultrasonografi (USG), CT angiography (CTA), MRI dan conventional angiography (CA). �Gold standard� untuk berbagai manifestasi penyakit penyakit vaskuler adalah CA, suatu prosedur yang invasif, mahal dan mengandung resiko tinggi.
Teknik multislab tidak banyak dipengaruhi oleh saturasi aliran, sehingga menghasilkan visualisasi pembuluh darah yang lebih baik.
2 D TOF MRA sensitif untuk aliran darah yang lambat, dan pada pasien-pasien yang kurang kooperatif, sequential 2 D TOF akan lebih mudah dinterpretasikan. 2 D TOF
Sumber:
http://www.babehedi.com/search/label/MRAhttp://www.babehedi.com/search/label/MRA
Senin, 20 Mei 2013
Mengenal USG Dan Manfaat USG
- Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat bawaan.
- Meyakinkan adanya kehamilan.
- Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda, misalnya kehamilan ektopik.
- Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
- Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
- Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
- Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
- Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya kista, mioma, dsb.
- Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
- Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. “Jadi, lebih ke arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.”
- Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas, banyaknya cairan amnion, dsb.
- Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum persalinan.
- Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
- Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).